BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 16 April 2010

tHe GreaT qUeeN sOenDoek EpisodE 62




Dengan kemampuan diplomasinya, Misaeng (Jung Woong-in) berhasil mempengaruhi utusan Tang untuk menekan Ratu Seon Deok (Lee Yo-won). Langsung tersenyum licik karena rencananya berjalan mulus, Misaeng diberitahu Yeomjong untuk mau menggunakan oseon alias kipas bulu untuk menyampaikan pesan rahasia.

Kedatangan utusan Tang langsung disambut dengan gembira oleh Ratu Seon Deok, namun semua berubah ketika sang utusan malah menyindir kerajaan Shilla yang dipimpin oleh seorang wanita. Tidak mau kalah gertak, Ratu Seon Deok dengan tegas menyuruh para utusan untuk ditahan. Tidak cuma itu, ia juga menyatakan siap memutuskan hubungan dengan kerajaan Tang.

Keputusan tersebut tidak hanya mengejutkan utusan Tang, namun juga Misaeng. Dengan wajah pucat, ia langsung berembuk dengan rekan-rekannya untuk mencari cara menghubungi sang utusan yang ditahan. Sayang, usaha mereka terbentur oleh satu orang : Alcheon (Lee Seung-hyo), yang ditugaskan untuk menjaga tahanan dengan ketat.

Ratu Seon Seok ternyata memiliki segudang strategi, dengan sengaja ia membiarkan para penjaga disogok untuk mengetahui siapa dalang dibalik semua kejadian. Strateginya berhasil, utusan Tang menyerahkan pesan rahasia yang disimpan dalam oseon (kipas bulu) untuk disampaikan ke kubu Bidam.

Kipas bulu tersebut nyatanya diserahkan oleh penjaga yang disogok ke Ratu Seon Deok. Mulai memikirkan strategi apa yang tengah dilancarkan oleh musuh, sang ratu diberitahu Chunchu (Yoo Seung-ho) akan strategi kipas bulu yang pernah dipelajarinya saat berada di pengasingan. Dugaannya tepat, kipas tersebut menyimpan pesan rahasia...yang ditujukan pada Bidam (Kim Nam-gil).

Chunchu sangat marah begitu membaca isi pesan utusan Tang, ia meminta Ratu Seon Deok untuk menghukum Bidam seberat-beratnya karena berniat melakukan pemberontakan. Melihat sang ratu ragu-ragu, Chunchu tidak bisa menyembunyikan kemarahannya dan langsung keluar ruangan tanpa bicara lagi.

Di kediamannya, Bidam langsung termenung begitu tahu para pengikutnya sangat berambisi menjadikan dirinya sebagai raja. Bernia untuk menjelaskan semuanya, Bidam mendatangi istana Ratu Seon Deok namun kehadirannya ditolak. Untuk mencegah masalah semakin rumit, ia ganti mengunjungi tempat dimana utusan Tang ditahan. Bisa dibayangkan, bagaimana terkejutnya Bidam saat tahu kipas bulu berisi pesan rahasia sudah jatuh ke tangan Ratu.

Fakta tersebut membuat Bidam lemas, ia langsung teringat akan apa yang pernah dilakukan gurunya Munno yang mengacuhkannya setelah membuat kesalahan besar. Namun ia tetap ngotot ingin membuktikan dirinya tidak bersalah, dan kembali hadir di istana Ratu Seon Deok. Suasana sempat berlangsung canggung, karena di tempat itu ternyata sudah ada Chunchu, Yushin (Uhm Tae-woong), dan Alcheon.

Dengan jujur, Bidam mengaku kalau pesan rahasia di kipas utusan Tang tidak ada hubungan dengan dirinya. Sudah tentu, ucapannya langsung disambut oleh rasa tidak percaya. Secara mengejutkan, hanya satu suara yang menyatakan percaya : Ratu Seon Deok. Dengan gembira, Bidam menyebut dirinya akan mengatasi 'pemberontakan' yang dilakukan para anak buahnya.

Begitu keluar, Bidam langsung disambut Misaeng, Hajong (Kim Jung-hyun), dan Bojong (Baek Do-bin) dengan tatapan curiga. Begitu menggelar rapat di kediamannya, Bidam pura-pura mengaku kalau Ratu Seon Deok belum mengetahui isi pesan rahasia, dan mengancam bakal membunuh siapapun yang berani bertindak di luar perintahnya.

Senin, 12 April 2010

tHe GreaT qUeeN sOenDoek EpisodE 1&2




Di masa pemerintahan Raja Jinheung (Lee Soon-jae), Shilla mampu menjelma menjadi kerajaan yang paling ditakuti di semenanjung Korea. Keberhasilan tidak cuma disebabkan oleh kehebatan sang raja, melainkan juga berkat orang-orang kepercayaannya.

Sebut saja mulai dari Eulje (Shin Goo) penasehat istana yang mampu meredam konflik internal, Noribu dan Sejong (Dok Go-young) yang menangani strategi perang, Seolwon (Jun Noh-min) sang jendral gagah-berani, Munno (Jung Ho-bin), dan satu-satunya wanita di jajaran pimpinan kerajaan Shilla yaitu Mishil (Go Hyeon-jeong).

Bahkan, Mishil mampu menjadi orang terdekat sekaligus kepercayaan Raja Jinheung. Dari jauh-jauh hari, ia telah menetapkan sang cucu Baekjeong (Kang San) sebagai penerus tahta. Hal ini keruan saja membuat putra keduanya Pangeran Geumnyun (Im Ho) tidak terima.

Dalam perjalanan pulang, Raja Jinheung menceritakan pada Mishil tentang kisah masa kecilnya yang mampu membunuh seekor harimau dengan sebilah belati. Sambil tersenyum, Raja Jinheung menyebut bahwa menaklukkan harimau (yang diartikan sebagai rintangan) seolah telah menjadi takdir pemimpin Shilla.

Dengan bijaksana, sang raja juga menyadari bahwa hal yang mampu membuatnya terus memimpin Shilla bukanlah kehebatannya melainkan dukungan rakyat. Pembicaraan keduanya terhenti ketika Raja Jinheung mendadak batuk hingga memuntahkan darah.

Begitu sampai di istana, Raja Jinheung memerintahkan Mishil sebagai pemegang segel istana yang ditunjuknya untuk menulis surat wasiat berisi penunjukan Baekjeong sebagai pengganti dan perintah agar Mishil dan Pangeran Geumnyum mengasingkan diri dari kehidupan ramai alias menjadi biksu.

Tahu kalau Mishil tidak akan mendengarkan perintah begitu saja, Raja Jinheung meminta Seolwon untuk menghabisi wanita yang diduganya bakal menjadi duri dalam daging Shilla setelah dirinya meninggal. Sayangnya strategi tersebut berantakan, karena Seolwon ternyata menjalin hubungan gelap dengan Mishil.

Tepat pada saat pemberontak pimpinan Mishil, yang diam-diam telah menggalang dukungan, terjadi, Raja Jinheung mangkat di kursi tahtanya. Sang cucu Baekjeong cuma bisa menangis sambil bersembunyi dan dengan mata kepalanya sendiri melihat sosok Mishil yang sebenarnya.

Dengan kekuasaannya, Mishil mampu mengubah isi surat wasiat peninggalan mendiang Raja Jinheung. Sebagai ganti Baekjeong, yang menjadi pemimpin Shilla justru malah Pangeran Geumnyun yang diberi gelar Raja Jinji. Sebagai imbalan, sang raja baru menjadikan Mishil sebagai pendamping.

Sementara itu ditempat lain, Munno yang punya pengetahuan luas tentang astronomi terus mengamati langit. Hal itu tidak lain adalah berkat ramalan Raja Jinheung yang menyebut bahwa sampai gugus bintang utara yang berjumlah tujuh berubah menjadi delapan, tidak ada satupun manusia yang mampu melawan Mishil.

Tahun demi tahun berlalu, hubungan Raja Jinji dan Mishil memburuk karena sang istri tidak juga dijadikan permaisuri. Bahkan saat Mishil membawa bayi hasil hubungan mereka, Raja Jinji bergeming. Dengan kejam, Mishil meninggalkan bayinya begitu saja saat strateginya tidak berhasil.

Sementara itu, Baekjeong (Baek Jong-min) yang telah tumbuh dewasa tengah gembira karena istrinya Putri Maya (Park Soo-jin) tengah mengandung. Saat hendak berdoa di kuil, secara tidak sengaja Putri Maya melihat pasukan Hwarang tengah bersiap-siap seolah hendak menghadapi pertempuran hidup-mati.

Rupanya, semua adalah bagian dari strategi Mishil. Kehadiran Putri Maya bersama dayangnya Sohwa (Seo Young-hee) terlihat oleh Seolwon, yang langsung memerintahkan anak buahnya untuk menculik sang putri. Munno yang melihat dari kejauhan mulai curiga, dan memutuskan untuk mengikuti Putri Maya.

Dugaan Munno ternyata benar, Putri Maya langsung ditarik paksa oleh beberapa orang untuk masuk kedalam tandu. Tiba-tiba Munno teringat dengan mimpinya, ia sadar bahwa yang diramalkan oleh mendiang Raja Jinheung ada hubungannya dengan Putri Maya.

Keadaan di lingkungan istana tidak kalah genting, Raja Jinji mendapat penolakan dari pasukan Hwarang. Bahkan, Mishil mampu membalikkan keadaan dengan menyebut seolah-lah Raja Jinji-lah yang memerintahkan dirinya untuk memalsukan surat wasiat mendiang Raja Jinheung.Begitu mendengar Putri Maya (Park Soo-jin) menghilang, Pangeran Baekjeong (Baek Jong-min) yang kuatir memutuskan untuk mencari keberadaan sang istri. Namun belum sempat bertindak, Seolwon (Jun Noh-min) telah berhasil menyusul dan menggiringnya kembali ke istana.

Ditengah perjalanan, rombongan penculik Putri Maya dicegat oleh Munno (Jung Ho-bin). Sudah tentu mereka bukan tandingannya, namun salah seorang penculik menggunakan Putri Maya sebagai tameng. Setelah menyerah, kaki Munno dan Putri Maya diikat di sebuah batu besar sebelum kemudian diceburkan ke laut.

Pangeran Baekjeong akhirnya menjadi pengganti Raja Jinji dengan nama Raja Jinpyeong, namun ia sadar kalau para menteri telah berada dalam pengaruh Mishil (Go Hyeon-jeong) sehingga dengan marah langsung mengiyakan semua keputusan termasuk memilih ratu yang baru setelah Putri Maya menghilang.

Mishil yang begitu berambisi mengisi posisi permaisuri langsung bergerak cepat, ia menggelar sidang kabinet secara terbuka dan kembali memasukkan Eulje (Shin Goo) yang berseberangan kubu untuk melegitimasi keputusan yang diambil.

Seperti yang sudah diduga Mishil, Eulje yang penuh perhitungan tidak menentang niat para menteri lain. Namun semua rencana berantakan begitu Munno muncul, sang jendral ternyata mampu membawa kembali Putri Maya, yang telah menghilang selama beberapa bulan, dengan selamat.

Sudah tentu Raja Jinpyeong sangat gembira campur terharu melihat istrinya dalam keadaan selamat, kebahagiaannya bertambah saat tahu kandungan Putri Maya ternyata baik-baik saja. Setelah kejadian itu, Raja Jinpyeong bertekad untuk mulai berani melawan kekuasaan Mishil.

Masalah ternyata baru dimulai, tabib istana menemukan kejanggalan saat memeriksa kandungan Ratu Maya, yang kemudian melaporkannya pada Seo-ri (Song Ok-sook). Sang pendeta agung langsung mendatangi Mishil, yang tengah rapat, dan meminta untuk bicara empat mata.

Mishil langsung terbelalak, apalagi Seori mengingatkan akan ramalan leluhur Shilla Hyeokgeose : pada saat seorang raja memiliki anak kembar, maka garis keturunan laki-lakinya akan terputus. Sudah tentu, hal itu berarti bencana bagi kerajaan, yang tidak pernah mengenal penerus dari kaum hawa.

Menjelang persalinan, Ratu Maya dibawa ke sebuah tempat khusus dengan hanya ditemani oleh dayangnya Sohwa (Seo Young-hee). Ditempat lain, Mishil yang tengah berpikir keras langsung memanggil Misaeng, dan memintanya untuk menyiapkan pasukan.

Persalinan akhirnya berlangsung sukses, Ratu Maya melahirkan seorang putri cantik dengan tanda lahir yang sama persis dengan sang ayah. Sudah tentu Raja Jinpyeong dan Sohwa yang terus mendampingi sangat gembira, namun keduanya dikejutkan oleh jeritan Ratu Maya, yang ternyata bakal melahirkan anak kedua.

Wajah Raja Jinpyeong langsung pucat, ia teringat dengan ramalan yang telah ada sejak Shilla berdiri, dan meminta Sohwa untuk melakukan persalinan tanpa dibantu siapapun. Tepat begitu putri kedua Raja Jinpyeong lahir, jumlah bintang di gugusan bintang utara mendadak bertambah satu.

Sebelum Mishil menggerakkan pasukan dibantu dengan Seolwon dan Sejong (Dok Go-young), Munno ternyata lebih cepat bergerak dan langsung memacu kudanya ke tempat dimana Raja dan Ratu berada.

Didalam ruangan, Raja Jinpyeong kebingungan menghadapi fakta kalau dirinya mempunyai dua orang putri kembar. Keputusan berat terpaksa diambil untuk menyelamatkan tahta dari cengkraman Mishil : ia meminta Sohwa kabur dari istana dengan membawa putri keduanya.

Jumat, 09 April 2010

BOYS BEFORE FLOWERS


Sinopsis Boys Before Flowers Episode 25 - Final Episode
Pagi2 sekali Jan Di menaruh lunch box di samping tempat tidur Jun Pyo dengan bercanda Jan Di "memantrainya" : Abra kadabra buatlah Jun Pyo mengingat Jan Di..:) Tak lama Yoo Mi masuk ke kamar Jun Pyo. Jun Pyo terbangun dan melihat lunch box itu. Jun Pyo tanya apa itu, Yoo Mi membukanya dan voila...Jun Pyo's rice komplit. Jun Pyo seperti teringat sesuatu dan saat dia mencoba telur gulung dia mengingat suatu kenangan yang menyenangkan. Jun Pyo tanya apa ini bikinan Yoo Mi, dan Yoo Mi mengiyakan (hiihh..ini anak..) Sesuatu yang harus kuingat itu kau kan..?

F2 makan siang di restaurant bubur yang membuat Jan Di dan Ga Eul memandang mereka dengan penuh tanda tanya. Kemudian mereka memberikan kabar gembira : Jun Pyo sudah pulang. Jan Di meloncat gembira dan langsung menuju rumah Jun Pyo.


Yi Jung dan Ga Eul berjalan belakangan. Yi Jung ingin mengatakan dua hal pada Ga Eul, pertama kabar buruk dan kemudian kabar baik. Yi Jung mengawali dari berita buruk, Dia akan pergi ke luar negeri selama 4 atau 5 tahun. Berita baiknya : Kalau aku kembali, kau yang akan pertama kali kutemui. Itu kalau kau belum menemukan soulmate-mu. Bukan pernyataan cinta sih, tapi tentu saja Ga Eul sangat senang.

Karena ingin segera bertemu Jun Pyo, Jan Di langsung masuk ke kamar Jun Pyo dan bertemu Yoo Mi di sana. Mereka sedang melihat bintang. Jun Pyo bilang Ji Hoo tidak disini dan seharusnya Jan Di menjaga pacarnya. Yoo Mi mengundang Jan Di masuk dan menawarkan teh. Melihat Jun Pyo yang tampak akrab dengan Yoo Mi, Jan Di merasa tidak enak dan permisi pergi. Yoo Mi menyusul Jan Di dan berkata : Orang yang seharusnya diingat oleh kak Jun Pyo itu adalah kau kan ? Yoo Mi menghibur Jan Di bahwa dia akan membantu Jun Pyo mengingat Jan Di. Tapi saat Jan Di mengintip ke dalam, Yoo mi tidak menepati janjinya.

Jan Di marah dan pergi keluar dan ..menabrak Ji Hoo. Ji Hoo berkata : Jangan melarikan diri. Ji Hoo menarik Jan Di untuk masuk : Kau tidak dapat disingkirkan seperti ini. Tapi apa yang mereka lihat membuat hati Jan Di semakin sakit. Jun Pyo dan Yoo Mi tertidur di sofa dengan mesranya.

Jan Di berkata pada Ji Hoo bahwa dia dan Jun Pyo sudah berakhir. Ji Hoo tidak terima, aku tidak dapat membiarkan kalian berdua putus dengan alasan yang konyol seperti ini. Ini bukan tentang Yoo Mi, pada akhirnya Geum Jan Di dan Gu Jun Pyo hanya sampai di sini.

Keesokan hari, Yoo Mi membuatkan satu kotak makan siang untuk Jun Pyo. saat mencoba telur gulung, Jun Pyo merasa rasanya tidak seperti yang diingatnya. Jun Pyo merasa ada yang salah, Jun Pyo berkata dengan frustrasi : Jan Di gadis rumput liar itu, ada sesuatu..aku tidak dapat melupakan ekspresinya. Yoo Mi tersinggung dan merasa Jun Pyo terlalu kejam kepadanya padahal dia yang selama ini disisinya (oh..come on)

Jun Pyo dan Yoo Mi mengadakan pesta perpisahan di pinggir kolam renang. Mereka akan belajar ke Amerika bersama. Yoo Mi menemui Jan Di dan mengatakan bahwa dia sudah berusaha membuat Jun Pyo mengingat Jan Di kembali dan hasilnya Jun Pyo tidak dapat mengingatnya. Maaf tapi aku menyukai Jun Pyo juga demikian pula sebaliknya. Kami tidak mampu menguasai hati kami.

Ji Hoo mengajak Jan Di ke pinggir kolam, saat Ji Hoo pergi untuk mengambilkan Jan Di minuman, Jun Pyo berjalan ke arah Jan Di. Melihat Jan Di, Jun Pyo berbalik. Jan Di bertanya apakah Jun Pyo ingat kalung yang dia pegang. Jun Pyo melihatnya dan bertanya bagaimana aku bisa mengetahuinya. Jan Di mengembalikan kalung itu kepada Jun Pyo. Kata Jun Pyo : Mengapa aku harus mengambil barang seperti itu, kalau kau tidak suka buang saja. Baik, kata Jan Di yang langsung melemparkan kalung itu ke kolam.
Jan Di : "Gu Jun Pyo, aku akan bertanya satu hal lagi. Apakah kau bisa berenang?"
Jun Pyo : "Berenang ? Aku tidak berenang."
Jan Di : "Kau tidak berenang atau tidak bisa ?"
Jun Pyo : "Aku punya kenangan buruk saat kecil jadi aku tidak belajar berenang."
Jan Di : "Tidak. Kau bisa berenang."
Jan Di : "Kau hampir tidak takut pada apapun, tapi kau takut pada serangga. Kau idiot yang berpikir lebih baik semua rusukmu hancur daripada melihat jari pacarmu terluka. Kau orang bodoh yang tidak dapat membedakan kata privacy dan pride. Kau bilang kau benci anak2 tapi kau ingin melihat bintang bersama anak lelakimu. Kau orang kesepian yang penuh dengan cinta."
Jun Pyo bingung : Apa yang kau inginkan ?
Kata Jan Di : Panggil namaku..setelah itu dia berjalan mundur dan menjatuhkan badannya ke kolam. Tubuh Jan Di sekaku papan saat membentur permukaan air..so beautiful.

Di dasar kolam, Jan Di memungut kalung Jun Pyo. Tapi tidak muncul ke permukaan. Jun Pyo shock dan membeku, kemudian sebuah ingatan muncul. Dia teringat saat Jan Di hampir tenggelam dan kemudian dia berbisik ..Jan Di. Setelah itu dia berteriak ...JAN DI..! Lalu dia berlari ke kolam dan mulai menyelam.

Jun Pyo meraih Jan Di yang pingsan dan membawanya ke permukaan. Dengan panik menerapkan CPR dan saat Jan Di sadar dia bertanya : Sekarang kau ingat ? Jun Pyo meminta maaf dan memeluknya. Jan Di meminta Jun Pyo memanggil namanya lagi dan dia lega. Yoo Mi berjalan pergi.

Kemudian semua kembali normal, Jun Pyo membujuk Jan Di untuk menghadiri wisuda sekolah. Jan Di menolak. Jun Pyo mengajak Jan Di kencan dan seperti yang dulu ada suara motor yang keras jadi ada sebagian pesan yang hilang. Jun Pyo berkata : kalau sampai terlambat, kau benar2 mati.

Jan Di tidak berniat datang ke wisuda, tapi tiba2 sebuah limousine mendekat(kiriman Jun Pyo) dan beberapa orang meminta Jan Di masuk dan mengantarnya ke pesta perpisahan. Di pesta, Jan Di berdansa dengan Woo Bin, Yi Jung, dan kemudian Ji Hoo. Jan Di : Aku seperti Alice in Wonderland, apakah dia tahu dia bagaikan solaris bagiku. Dia benar2 kiriman dari Surga. Aku tidak mungkin dapat melupakannya. Kau adalah soulmateku, Ji Hoo sunbae terima kasih. Saat Jun Pyo tidak muncul, F3 heran. Jan di ingat dan segera ke menara Namsan.

Jun Pyo sudah menunggu di sana. Bukankah aku sudah bilang kau akan mati kalau terlambat ? Tapi Jun Pyo tidak marah, dia menjentikkan jarinya dan lampu2 menyala di menara Namsan. Kalian F4 benar2 pintar berbuat seperti ini kata Jan Di kagum. Jun Pyo bilang ini cuma hal kecil.

Jun Pyo mengajak Jan Di ke mobil gantung dan Jan Di menunjuk ke arah tulisan Jun Pyo di dinding mobil. Ini benar2 memalukan, aku tidak dapat menikah sekarang karena ini. Jun Pyo tidak merasa ada masalah. Kalau begitu menikah saja denganku. Jun Pyo dengan bangga berkata kepada yang lain : Sekarang kau tidak dapat menikah (maksudnya Jan Di tdk mungkin menikah karena sudah bermalam dg Jun Pyo di cable car) Jun Pyo serius : Ayo kita menikah. Aku akan ke Amerika, kau ikutlah denganku. Aku akan mencoba memimpin ShinHwa, kalau tidak berhasil aku yang akan menutupnya dengan tanganku sendiri.

Jan Di tidak dapat menerimanya begitu saja. Saat aku ke Macau, aku pergi karena keinginanku sendiri. Seperti dirimu, aku juga mempunyai impianku dan keinginanku sendiri. Aku juga harus mengejar mimpiku. Jadi pergi dan kembalilah. Saat kau kembali sebagai pria sejati, aku akan mempertimbangkan lamaranmu. Itu bukan penolakan, mereka menjadi lebih santai dan Jun Pyo berkata : Hei, kau yakin..kalau kau kehilangan diriku kau akan menyesal. Jan Di menjawab : Kau yang akan menyesal kalau kehilangan diriku. Jun Pyo mengakuinya : Benar,aku pasti akan menyesal sampai mati. Kemudian mereka berciuman.

Then..Four Years Later

Ga Eul berjalan ke tempat kerjanya dan melihat tayangan TV di jalan. Ternyata Gu Jun Pyo sedang diinterview oleh TV Korea karena prestasinya sebagai Manager Direktur ShinHwa. Jun Pyo berhasil menjadi headline majalah financial. Reporter mulai bertanya masalah pribadi, apakah Jun Pyo tidak kesepian. Jun Pyo bertanya apakah ini masalah cinta ? Reporter sempat terkejut dengan keterbukaan Jun Pyo. Kata Jun Pyo : Tentu saja aku pernah merasa kesepian tapi karena janji yang kubuat dengan seseorang aku bisa bertahan.

Mama Kang (akhirnya aku memanggilnya Mama) melihat dengan perasaan bangga, dia melihat TV dengan suaminya yang sudah mulai sehat.
Jun Hee juga melihat dari kantornya di...ruang Kepala Sekolah ShinHwa. Wow..


Yi Jung pulang dari luar negeri dan langsung menuju ke sebuah TK. Ternyata itu tempat kerja Ga Eul yang baru. Dia tersenyum melihat Ga Eul mengajar anak2 TK membuat tembikar.
Yi Jung : Kau masih saja menekan tanganmu dengan keras. Ga Eul terkejut sekaligus senang Yi Jung datang. Seorang anak bertanya : Paman, apakah Paman baru datang dari luar negeri? Dari Swedia ya ? Yi Jung heran bagaimana anak itu bisa mengetahuinya. saat Yi Jung mengiyakan, anak lain langsung berkata : Ah..Paman ini pacar Ibu Guru yang langsung membuat Ga Eul menutup mulut anak itu. Yi Jung benar2 menikmati moment yang menyenangkan ini.


Seseorang masuk ke ruang praktek Dokter Yoon dan mengambil stetoskop di meja Dokter Yoon. Pagi itu Jan Di berlari mengejar bus tour. Ternyata Jan Di berhasil menjadi mahasiswa Kedokteran. Saat di bus, seniornya memarahinya karena selalu terlambat dan membuat masalah. Jan Di minta maaf dan duduk di bangku paling belakang. Seseorang tidur di sampingnya, tiba2 orang itu berkata : Kau dapat masalah lagi ya? Saat orang itu membuka topi, ternyata dia Yoon Ji Hoo.

Ji Hoo dan Jan Di masuk Kedokteran ShinHwa, Ji Hoo sudah di tahun terakhir dan cukup sukses tapi seperti biasa Jan Di agak mengkhawatirkan. Mereka pergi untuk field trip pengobatan gratis. Ji Hoo bertanya tentang kuliah Jan Di yang dijawab dengan penuh keluh kesah.
Kata Jan Di : Aku tidak dapat meminta kakak untuk membantuku karena kakak sudah mau lulus. Kata Ji Hoo : Kalau aku harus mengulang lagi untuk membantumu, aku mau. (Ha..masih usaha juga Ji Hoo ini he..he)

Tapi percakapan mereka terganggu oleh deru helikopter yang keras yang membuat debu beterbangan. Tiba-tiba : Hei..orang biasa.! Apa kau mendengarku..hei Geum Jan Di .. Ternyata Gu Jun Pyo, dia berteriak dengan loud speaker dan menyuruh Jan Di menemuinya di pantai.

Saat Jan Di tiba di pantai, dia melihat Jun Pyo berdiri. Awalnya Jan Di ragu2 apa kau benar Gu Jun Pyo.
Jun Pyo : "Bebek buruk rupa kalau memakai baju putih bisa juga menjadi bangau putih (maksudnya angsa..olok2 khas Jun Pyo)." Jan Di benar2 yakin itu Jun Pyo. Kau benar2 Gu Jun Pyo lalu mendekatinya. Jun Pyo memeluk Jan Di dan berkata : Aku sangat merindukanmu sampai mau mati rasanya. Kemudian Jun Pyo berlutut dan mengeluarkan cincin : Geum Jan Di, menikahlah denganku.

Tentu saja saat itu ada suara2 yang mengganggu mereka :
Ji Hoo : "Aku keberatan dengan lamaran itu."
Yi Jung : "Aku juga."
Woo Bin : "Aku juga, kalian berdua tidak dapat bersepakat tanpa persetujuan kami."


T A M A T

Pengikut